Pages

Rabu, 20 April 2011

Kisah sebuah Hadits dalam mematuhi, mengikuti, meniru, dan mencintai Nabi Muhammad SAW


Kisah sebuah Hadits dalam mematuhi, mengikuti, meniru, dan mencintai Nabi Muhammad SAW
Hadits yang selama ini telah di dengar, diucapkan, diriwayatkan, dipelihara, dan disusun sesuai dengan petunjuk Allah yaitu datang dari Baginda Nabi Muhammad SAW. Ketika generasi terbaik di muka bumi ini menerima pesan langsung dari Allah untuk disampaikan kepada umatNya dengan bahasa yang sudah dikuasai mereka. Oleh sebab iu Nabi Muhammad disebut sebagai Nabi pembawa pesan terakhir untuk umat manusia, Bukan hanya itu saja tetapi juga Ia dikatakan sebagai Nabi terpercaya, yang paling beda dan Mulia. Dan Allah telah bersabda dan mengatakannya berulang kali yaitu “ Percayalah Kepada Allah dan Rasul-Nya”.
“ Taatilah Allah dan Rasul-Nya “. Perintah itu selalu didengar para umatNya untuk bisa memahami bahwa sesungguhnya Nabi Muhammad adalah Figur terpenting yang perilakunya harus kita tiru. Allah juga menyadarkan mereka bahwa mencintai dan mengikuti ajaran Nabi adalah hal yang paling mudah karena telah diberi keberkahan kualitas yang luarbiasa. Segala sesuatu yang ada pada diri manusia ada dalam diri Muhammad juga bahkan lebih baik dan sempurna. Dengan membaca Al-Quran dan memahaminya, para Sahabat menyadari bahwa mempelajari, dan mempraktekkan adalah kebutuhan unuk memelajari, mengetahui, mengikuti Nabi Muhammad SAW. Allah memilih orang-orang pilihan untuk menjadi sahabat Nabi yang semata-mata selalu mencintai, meniru, mematuhiNya. Mereka selalu menemani beliau kemanapun beliau pergi.
Para Sahabat belajar dari Nabi dan beribadah pula. Mereka tinggal bersama Nabi dan untuk Nabi. Mereka pindah dan beristirahat dengan Nabi. Mereka berusaha untuk melihat melalui matanya, mendengar dengan pendengarannya, melawan ketika ia melawan, membuat kedamaian ketika dia membuat perdamaian, merasakan apa yang dirasakan, mencintai apa yang ia cintai, dan membenci apa yang ia benci. Mereka ingin berpikir seperti apa yang ada dalam pikirannya. Mereka rindu untuk mengunjunginya lagi, menatap dia lagi, akan ditangani oleh dia lagi. Mereka menemukan mereka tidak bisa mendengarkan suaraNya, sentuhanNya, aroma tubuhNya, tatapanNya, gaya berjalanNya, energi, istirahatNya, keberanianNya, kecerdasanNya, kefasihanNya, kemurahan hatinya, kelembutan nya, nya kerendahan hati, keagungan-Nya. Nya kenyamanan yang seperti merasakan dengan orang tua mereka sendiri. Mereka hidup untuk bertindak sebagai perisai manusia dari tombak dan panah atau menghabiskan kehormatan terakhir mereka dalam membela yang pertama-nya. Ketika Ia berbicara mereka penuh perhatian dan ketika Ia diam mereka amati dia dengan napas berumpan. Hati mereka terus hak asuh atas indera mereka di hadapan-Nya sehingga mereka mengerti, mereka mematuhi, mereka menghafalkan, dan mereka mengajari satu sama lain dengan penuh disiplin. Mereka tahu Allah telah mengubah mereka selamanya di tangannya, memutar paling rendah hati dari mereka menjadi pembaharu bagi kemanusiaan!

Kita bersyukur, menjadi Muslim yang baik, karena kita menikmati kebesaran Allah yang abadi."(al-Busiri, Burda)”.
Para sahabat lebih mengetahui tentang Nabi Muhammad dari pada orang lain dae umat manusia. Sunnah Nabi bukan hanya menjelaskan tentang apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak harus dilakukan menurut Al-Quran tetapi juga pertempuran sejarah, perjanjian, pemerintahan, perjalanan, pernikahanNya dll, yang kita sebut “Sirah”, yang menyatakan karakter, moral dan ciri-ciri psikologis, dan fitur fisik yang membentuk genre kita sebut “Shama'i” dan karakteristikNya yang khusus dan spesifik yang kita sebut dengan “Khasa'is”. Kebijaksanaan ini dari Sunnah Nabi datang kepada kita, dalam bentuk perkataan yang ditransmisikan dalam bahasa Arab yang disebut hadits.
Allah memilih para Sahabat sebagai orang-orang yang mempunyai daya ingat tinggi dan yang paling akrab dengan Nabi Muhammad SAW. Kedisiplinan mereka dalam meninjau metodologi hadits dan kritik memastikan bahwa tidak ada penjilat dalam kemurnian Sunnah Nabi yang disampaikan secar Adil (‘adl) dan tepat (dhobit) pemancar yang dikenal dengan terpercaya /dapat dipercaya (thiqa pl. Thiqat). Disini ditegaskan lagi bahwa Sunnah Nabi dan Hadits outentik adalah bagian dan bagian dari wahyu yang man tidak ada seorangpun ditolak dari kaum muslim. Untuk itu para sahabat dikenal sebagai pahlawan tanpa tanda jasa. Seluruh upaya mereka dalam berjuang yang akhirnya membukukakn sebuah hadis, dengan mereka mempunya i slogan yakni hidup hanya untuk 3 kata yaitu “ Qala Rasul Allah “ yang dikompilasikan dengan bermacam-macam makna seperti :
• Al Jami’
• Al Muwatta’
• As Sunnah
• Musnad
• Juz’
• Mu’jam
Di antara naskah yang masih ada dari koleksi banyak hadis disusun pada abad pertama Hijriah `Abdullah ibn 'Amr ibn al-` Sebagai' (w. 63) al-Sahifat al-Sadiqa, awalnya berisi sekitar 1.000 hadits dan yang 500 mencapai kita , disalin ke bawah oleh `Abdullah langsung dari Nabi Muhammad dan ditransmisikan kepada kita melalui cucu besarNya-` Amr bin Shu `ayb (w. 118); Hammam bin Munabbih's (d. 101 atau 131) al-Sahifa al-Sahiha yang telah mencapai kita lengkap dalam dua manuskrip yang berisi 138 hadits yang diriwayatkan oleh Hammam dari Abu Hurairah (w. 60).
Ahli hadis dari awal sampai akhir akhirnya ditemukan secara ilmiah bahwa ada 2 ahli hadis shahih yaitu Imam Bukhari (194-256), Imam Muslim ( 204-261) dan Muwatta’ Imam Malik (93-179). Selanjutnya dalam kehandalan datang Sunan dari Masters utama al-Tirmidzi (c.210-279), Abu Dawud (202-275), al-Nasa'i (215-303), al-Darimi (181-250), dan Ibnu Majah (209-273) serta Musnad Imam Ahmad bin Hanbal (164-241).
pengetahuan pencegahan dari pemalsuan adalah bagian tak terpisahkan dari ilmu hadits. Pedoman dalam hal ini adalah putusan otoritas dalam ilmu hadits. Nabi bersabda : Hindarilah kata-kata yang berhubungan denganKu kecuali apa yang kau ketahui dengan yakin. Siapapun yang berbohong tentang Ku dengan sengaja, hendaklah dari sekarang mengambil tempat duduknya di Neraka!!
Janganlah niat baik mereka menjadi hukum memunafikkan mereka sendiri atas dan di atas perintah tegas dari pemberi hukum! Kami milik Allah dan kepada-Nya kita kembali.
Itulah sedikit cerita tentang Hadits Nabi asal-usulnya mengapa dan bagaimana dikompilasi. Allah menghidupkan kembali hati kita demi sejarah kuno dengan berkat-Nya, sebagaimana Dia memberkati mereka yang menjaga dan menyimpannya untuk hidup kita. Allah memberkahi Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabatNya, dan semoga keberkahan dari Allah tetap bersama para penuntut ilmu hingga akhir zaman. Amin,,

0 komentar:

Posting Komentar