Based on my beloved mother's story,,, ^_^
Sengaja mengabdikan diri dalam kemelut ukhrowi merupakan sesuatu yang tidak mudah dilakukan oleh setiap manusia. Menanamkan keihlasan penuh yang selalu menemani hari-harinya tak membuat sosok terpenting dalam hidupku ini, tak pernah menyerah untuk menjalankan jihad fi sabilillah. Jihad di sini bukan dimaksudkan seperti perang yang menggunakan pedang ataupun tombak, namun jihad yang mengandung unsur-unsur pengabdian sejati yang ditujukan kepada sang khaliq. Sosok yang bisa ku katakan sangat aktif dalam segala hal yang berbau religius ini tak lain dan tak bukan adalah orang yang selama sembilan bulan mengandungku di dalam perutnya yaitu Ibundaku tercinta.
Aku bisa mengatakan beliau adalah Kartini di abad ke XXI. Semangat yang membara di umurnya yang ke 50 dan fisik yang alhamdulillah masih bisa dikatakan “awet muda” ini, tak pernah jenuh untuk melakukan aktifitasnya bahkan menjadi rutinitasnya sehari-hari bergelut dalam segala aktifitas yang berhubunga dengan agama. Aktifitas beliau yang biasanya di kerjakan adalah : Setelah shalat shubuh beliau suka mendengarkan tausiyyah-tausiyah di televisi setiap pagi. Sehingga, jika telingaku di pagi hari tidak mendengarkan suara tausiyyah-tausiyyah itu, pagiku terasa tidak seperti biasa. Dan aku merasakan itu biasanya jika beliau sedang ada kesibukan yang mengharuskannya meninggalkan rumah dalam waktu beberapa hari. saat seluruh manusia bekerja beliau pun melakukannya, beliau menjadi pendidik di salah satu lembaga Pendidikan yang dekat dengan rumahku. Di siang hari beliau meneruskan perjuangan ayahandanya yakni dengan mensyiarkan ilmu-ilmu agama islam kepada masyarakat sekitar, dan itu tidak hanya di lakukan seminggu sekali atau dua kali namun setiap hari. Di malam hari pun beliau tak henti-hentinya turun semangatnya untuk berjihad, sehabis maghrib beliau melakukan aktifitas yang sama seperti di siang hari namun bedanya yaitu tempatnya. Jika siang hari beliau berada di masyarkat luar, namun di malam hari berada di majlis ta’lim yang berada di samping rumahku. Bukan hanya berhenti di sini jihad beliau tetapi juga setelah shubuh beliau mengajar anak-anak kecil yang kebanyakan mereka datang dari tetangga sendiri untuk belajar Al-Qur’an. Hanya kata “ Subhanallah Sekali “ yang bisa aku persembahkan untuk beliau ibundaku tercinta. Beliau mempunyai semangat yang sangat tinggi sekali di usianya yang tidak bisa di bilang sedikit. Semangat yang jarang sekali di temukan pada generasi muda saat ini justru di miliki beliau di usianya yang tidak muda lagi.
Aktifis, revolusionaries, wonder women, itulah beberapa sebutan yang pantas di miliki oleh beliau. Aktifis karena beliau kesehariannya banyak melakukan kegiatan-kegiatan positif dalam bidang religi. Revolusionaries karena beliau mampu berevolusi di tengah hiruk pikuknya zaman yang sekarang semakin tak menentu bagaimana sebenanya arah mereka yang di luar sana untuk menjalankan kehidupan mereka. Dan yang terakhir yaitu Wonder Women, dengan usianya yang bukan muda lagi, namun beliau masih mempunyai semangat 17 tahun untuk berjihad fi sabilillah. Segala aktifits yang beliau lakukan tidaklah melupakan kodrat beliau yanki sebagai seorang istri sekaligus seorang ibu dari dua anak. Sharing, berbagi kasih, canda tawa tetap terjaga di tengah-tengah hangatnya tali kasih sayang keluarga kecil ini.
Begitulah jihad sosok Kartini masa kini yang di wakilkan oleh beliau, ibundaku tercinta. Semangat beliau sebagai wanita tak kalah dengan semangat Kartini di masa dulu. Mungkin di luar sana masih ada banyak generasi Kartini dengan cara mereka yang berbeda-beda, namun bagiku segala apa yang sudah dilakukan oleh bundaku adalah bentuk aplikasi nyata dari apa yang telah di lakukan oleh Kartini. Aku sangat bangga terhadap beliau karna aku sudah merasa aku menemukan sosok yang akan menjadi panutanku dalam menggapai masa depan yang sedang menungguku untuk mencapainnya.
I love you mom.
Thank you for all the things that you have done.
.....
...
..
.
Sincerely
Adinda kecilmu..^_^